Selasa, 10 Juni 2014

calung banyumasan



Calung banyumasan
Ajar Aji Permana
12208244013

                        Calung banyumasan adalah alat musik tradisional serjenis perkusi  mirip gamelan yang terbuat dari bambu. Berada dan berkembang di daerah asalnya yaitu banyumas. Arti kata calung sendiri berasal dari dua kata yang di gabung menjadi satu yaitu “carang pring wulung” (pucuk bamboo wulung) dan ada juga yang mengartikan “di cacah melung-melung” (di pukul berbunyi nyaring).

Asal usul calung banyumasan

                          Asal usul musik calung banyumas mengacu pada bongkel.  Hal ini terlihat jelas pada bentuk fisik instrumen, bahan baku, proses pembuatan, sistem pelarasan, struktur komposisi, dan teknik permainan dari beberapa instrumen. Bongkel adalah Musik yang selama ini disebut-sebut sebagai cikal-bakal Angklung dan Calung Banyumas. Anggapan ini cukup beralasan, sebab antara keduanya sebagian besar salah satu bentuk musik rakyat yang terdapat di desa Gerduren, Banyumas (Jawa Tengah). Musik ini didukung oleh sebuah instrumen perkusi sejenis Angklung Bambu berlaras slendro. Dalam satu bingkai terdapat empat tabung nada berbeda.
                      
             Cara memainkannya dengan cara digoyang dan digetarkan menggunakan kedua tangan, serta diikuti tutupan jari-jari tertentu untuk menentukan nada. Karakteristik permainan bongkel terletak pada jalinan ritmis antara keempat tabung nada. Dalam perkembangannya bentuk jalinan-jalinan ini mengilhami lahirnya alat musik tradisional yang sejenis yaitu Angklung, Krumpyung dan Calung. Bongkel pada awalnya berfungsi sebagai musik hiburan petani ketika berada di ladang.  
                    
             Secara musikal, bongkel memiliki teknik permainan tinggi, unik, khas, dan tidak ada duanya baik di Banyumas, maupun di daerah Indonesia. Berdasarkan analisis fisik, musikalitas, dan fungsi dapat diketahui bahwa bongkel termasuk musik bambu tertua di Banyumas. Setelah melalui proses perjalanan panjang, genre musik ini diduga mendapat pengaruh gamelan kemagan dan ringgeng yakni perangkat gamelan kecil yang biasa digunakan untuk mengiringi Lengger dan Ebeg. Perkembangan musik dari bongkel berkembang menjadi Buncis, kemudian dari buncis berkembang menjadi Krumpyung, dan dari krumpyung menjadi Calung.

Definisi calung banyumasan
                        Seperangkat alat musik calung terdiri dari gambang barung, gambang penerus, kenong, dhendhem, kendang, dan gong bumbung. Calung sendiri berlaraskan slendro 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem), sesuai dengan perkembangan jaman sekarang laras calung ada yang bernada diatonis.

Penjelasan masing-masing instrument calung banyumas

         Gambang barung dan gambang penerus
                     Merupakan instrument yang sejenis tidak ada bedanya dari bentuk, ukuran, maupun sitem pelarasanya. hanya dalam tehnik memainkanya yang membedakan keduanya  kalau gambang barung berfungsi  sebagai pembuka dan melodi dalam gending tetapi kalau gambang penerus berfungsi memainkan imbal mengikuti gambang barung. Jumlah wilahan pada instrument ini berjumlah 16 wilahan.
-                 Kendang
           
            Untuk kendang sendiri dalam calung banyumasan biasanya memakai kendang ciblon, tetapi seiring dengan perkembangan jaman banyak juga yang memakai kendang jaipong.
Tehnik atau gaya permainanya mengikuti gaya banyumasan yang sedikit rancak dan penuh semangat. Setiap gending memiliki pakem sendidri-sendiri sama seperti layak.nya gamelan jawa.
       Kenong
                  Kenong dalam calung banyumasan tehnik memainkanya tidak berbeda jauh layaknya kenong dalam gamelan jawa. Dan nada terendah (nada 2) pada kenong berfungsi sebagai kethuk layaknya metronom. jumlah wilahan pada kenong sendiri berjumlah 6 wilahan.
      Dhendhem
           
            Dhendhem dan kenong memiliki jumlah wilahan dan sitim penataan nada yang sama dengan kenong tetapi nada dhendhem lebih rendah di bandingkan kenong dan tehnik permainan dhendhem sendiri mendobel permainan kenong.

-          Gong bumbung
           
            Gong bumbung merupakan bagian dari calung yang sedikit unik, instrument ini terbuat dari 2 bambu yang berbeda ukuran diameternya. Bamboo yang berukuran besar berfungsi sebagai lubang resonansi sedangkan bamboo yang berukuran kecil berfungsi sebagai sebul. Tehnik memainkanya dengan cara menggetarkan bibir layaknya terompet. Nada yang di hasilkan merupakan produksi suara dari mulut kita sendiri. Untuk fungsinya sama dengan gong pada gamelan jawa.


Pelestarian musik calung di banyumasan

                                    Perkembangan musik calung sangat baik di daerah banyumas hampir di setiap desa di banyumas memiliki group musik  tersebut. Untuk fungsi utama calung banyumasan sendiri untuk mengiringi tari lenggeran (tari khas banyumasan), tetapi dalam bentuk penyajianya calung juga dapat berdiri sendiri layaknya klenengan pada gamelan jawa.
                                   
                                     Untuk fungsi sosial calung banyumasan sering di pentaskan pada acara-acara tasyakuran, hajatan, sedekah bumi, sedekah laut dan lain sebagainya.Seiring perkembangan jaman. Sekarang calung banyumasan tidak hanya mengiringi gending-gending banyumasan tetapi dapat juga sebagai pengiring lagu-lagu modern seperti dangdut, pop, dan lain sebagainya.